Takjil Puasa Ramadhan di Indonesia, Ini Asal Usulnya

Takjil Puasa Ramadhan di Indonesia, Ini Asal Usulnya

Tradisi takjil puasa Ramadhan di Indonesia begitu populer. Takjil sendiri dapat diartikan sebagai sajian untuk berbuka puasa, bisa berbentuk makanan atau minuman manis.

Anda bisa menganggapnya sebagai hidangan pembuka dan dapat menyantapnya sebelum berlanjut ke menu utama. Misalnya saja mengonsumsi kurma untuk berbuka puasa.

Lantas, seperti apa tradisi takjil di Indonesia berawal dan berkembang sampai sekarang? Mari menyimak sejarahnya secara lengkap dalam artikel berikut.

Asal Usul Takjil Puasa Ramadhan di Indonesia

Jika membahas hidangan pembuka untuk berbuka, ada banyak sekali pilihannya di masa sekarang. Coba lihat saja di pinggir jalan, biasanya ada gorengan, es blewah, kolak, bubur dan lain lain.

Sejarah takjil puasa Ramadhan di tanah air salah satunya dapat ditemukan pada laporan De Atjehers. Dalam catatan tersebut, tertulis tentang budaya masyarakat Aceh.

Penulis laporan De Atjehers adalah Snouck Hurgronje di penghujung abad ke-19. Catatannya memuat informasi tentang masyarakat Aceh yang berbuka puasa bersama di masjid dengan menyantap bubur pedas.

Jadi, sejak penghujung abad ke-19 sudah muncul tradisi ini. Jangan menganggap hidangan pembuka ini hanya sebagai jajanan biasa yang muncul ketika bulan Ramadhan.

Ada juga sejarah lainnya yang menyebutkan kemunculan tradisi tersebut sejak masa Wali Songo. Berdasarkan sejarah, Wali Songo menggunakan takjil sebagai sarana dakwah agama Islam di Jawa kira-kira pada abad ke-15.

Bahkan, di Pulau Jawa kemunculan takjilnya sudah sejak abad ke-15. Sampai sekarang, tradisinya masih bertahan di kalangan masyarakat muslim.

Masih ada sumber literatur lain yang membahas awal munculnya tradisi tersebut. Yakni di Masjid Kauman Yogyakarta ketika tahun 1950-an.

Takjil puasa Ramadhan juga ada dalam Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Isi hadits tersebut menunjukkan bahwa umat Islam diperbolehkan untuk menyegerakan (Ajjalu) berbuka.

Dalam bahasa Arab, Ajjalu mempunyai makna menyegerakan. Sementara dalam bahasa Indonesia, takjil mempunyai makna mempercepat untuk segera berbuka puasa. Jadi, Anda juga dapat memaknainya sebagai sajian untuk berbuka.

Menu Takjil Ramadhan Khas dari Indonesia

Berikut ini merupakan menu makanan dan minuman yang paling dinanti

Menu takjil puasa Ramadhan khas Indonesia begitu beragam. Mungkin Anda juga sudah banyak menjumpainya. Ada yang pengolahannya dengan cara digoreng, direbus, dibakar sampai dikukus.

Untuk rasanya juga sangat bervariasi, ada manis, asin, gurih sampai pedas. Biasanya penjual menjajakan takjilnya ketika sore hari menjelang berbuka. Ini dia beberapa referensi menu yang menarik untuk dicoba.

1. Kolak Biji Salak

Referensi pertama adalah kudapan khas DKI Jakarta bernama kolak biji salak. Kudapan tersebut bukan terbuat dari biji buah salak asli.

Namun, berbahan ubi jalar yang direbus lantas dihaluskan dan dicampur dengan tepung tapioka. Adonannya dibentuk menjadi bulat mirip biji buah salak asli.

2. Es Pleret

Es pleret ialah menu lokal dari daerah Blitar. Minuman tersebut terbuat dari bahan dasar santan, gula dan kue basah beraneka warna yang bernama pleret.

Pleret dibuat dengan bahan baku tepung kanji, tepung beras dan gula merah cair. Adonannya akan diisi gula merah cair mirip klepon. Ketika menggigitnya nanti, akan ada rasa manis dan gurih yang meleleh di mulut.

Es pleret biasanya juga termasuk cendol dan potongan serabi. Dengan beragam kue basah, cendol dan potongan serabi sudah bisa mengganjal perut tatkala waktunya berbuka puasa.

3. Es Pisang Ijo

Es pisang ijo termasuk takjil puasa Ramadhan yang berasal dari Kota Makassar. Es pisang ijo terbuat dari pisang dengan balutan adonan berwarna hijau. Bahan baku adonannya adalah tepung kue.

Pisang yang terbalut adonan berwarna hijau tersebut lantas dipotong menjadi beberapa bagian. Anda dapat menikmatinya bersama tambahan bubur sumsum dan sirup berwarna merah.

4. Jalakotek

Jalakotek ialah hidangan dengan bahan baku tepung tapioka. Asal hidangannya adalah dari Majalengka, Jawa Barat. Jalakotek berbentuk mirip pastel dan isinya berupa sayuran dan daging ayam.

Tekstur dari jalakotek yang digoreng ini mirip dengan sajian cireng isi. Akan tetapi, bahan baku isinya mirip dengan risoles sayur.

5. Bubur Pacar Cina

Bubur pacar cina adalah takjil puasa Ramadhan khas Betawi. Bubur pacar cina terbuat dari pacar cina yang direbus lantas dicampur bersama bubur sumsum, santan, gula pasir, garam hingga daun pandan.

6. Es Timun Serut

Es timun serut adalah kudapan segar khas Aceh. Es timun serut, seperti namanya berbahan baku mentimun. Penyajiannya adalah dengan memarut mentimun lantas menambahkan biji selasih.

Supaya lebih segar, ditambahkan sirup, es batu hingga perasan jeruk peras. Mungkin di sejumlah tempat Anda lebih mengenalnya sebagai es kuwut.

7. Mi Glosor

Ada juga sajian kuliner bernama mie glosor yang kerap dijadikan sajian untuk berbuka. Mi glosor berasal dari Bogor, Jawa Barat. Bahan bakunya adalah tepung singkong dengan tambahan pewarna kuning berupa kunyit.

Mie glosor dimasak dengan cara ditumis bersama sayuran. Lantas, disajikan bersama sambal kacang dan gorengan. Anda bisa menikmati mi lezat dengan tekstur tidak sulit untuk ditelan.

Takjil sudah menjadi bagian budaya masyarakat Indonesia, khususnya umat islam. Sejarah takjil puasa Ramadhan sudah bermula sejak lama dan Anda sekarang bisa menemukannya dalam bentuk makanan lokal.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan